Sering nuansa panggilan situasi dan kondisi
menghayutkan jati diri, maka jadilah kebiasaanngerumpi alias gosip begitu
kental menghangatkan suasana. Semakin lupa diri hingga tiada sadar bahwa apa
yang menjadi buah pembicaraan lepas kontrol dan terbuai dengan
pandangan-pandangan sesaat dimana cenderung mencari cari alasan. Pembelaan
karena alasan sepihak sering dijadikan acuan penilaian tentang benar tidaknya
berita yang mencuat. Terlebih lebih bumbu-bumbu ketidakpuasan semakin kental
untuk mencari celah kekurangan, keburukan dan kesalahan. Semakin lama
diteruskan hingga tak lagi melihat sisi esensi kebenaran sejati. Hampir-hampir
tiada merasa merugi bahkan melulu mempertajam egoisme tanpa sedikitpun merasa
bersalah. Jangan begitu sekiranya semua pemberitaan diembat tanpa dasar
maka bagaimana kita mendapat petunjuk jalan keselamatan.
Bandingkan jika berita
itu berupa kalimat dzikir, nasehat, peringatan, kabar perintah dan
larangan dari berita langit akankah menjadi gosip atau obrolan sia-sia. Tentu
tiada bisa kita berkata sebab sering kebaikan yang kita paham masih dilanggar
dan diabaikan. Sungguh sekiranya nasehat itu bisa dikabarkan setiap waktu maka
pastilah kita akan banyak menanggung malu karena betapa buruk dan bodohnya diri
kita apalagi jika sambil menatap cermin diri sebagai tempat mengaca siapa
sebenarnya diri kita dan sejauh mana dosa dan kesalahan kita di audit setiap
waktu.Wahai jiwa yang gersang semarakkan kata dan bisikan hatimu dengan perkataan terbaik atau diamlah. Selamilah bait-bait mutiara kejujuran, kerendahan hati, dengan lantunan ayat suci, basahilah bibirmu dengan lafadz dzikir, senantiasa bersyukur dan berprasangka baik semoga keteguhanmu akan melelehkan penderitaan duniamu.
+ comments + 1 comments
like it...muhasabah itu penting..jaga Iman..jaga Sholat..jaga Akhlaq..Insya Allah akan selalu ditunjukkan pada jalan kebenaran..
Post a Comment