Headlines News :
">Index »'); document.write('

document.write(unescape("%3Cscript src=%27http://s10.histats.com/js15.js%27 type=%27text/javascript%27%3E%3C/script%3E")); ?max-results=10">Label 1

');

Kisah Humor Motivasi

Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang. Seorang penumpang mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!” Orang tersebut menjawab, “Saya harus mengejarnya . . .” Dengan nafas tersenggal-senggal dia berkata, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”

Pesan :
Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis! Dan juga dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.

Kue Lompong “Si Hitam” Jajanan Asli Purworejo

Kendati Kabupaten Purworejo bukan daerah tujuan utama wisatawan, namun memiliki kekayaan kuliner yang tidak kalah. Bayak jajanan khas kabupaten yang sudah berusia 1111, dapat dinikmati para wisatawan baik domestik maupun manca negara. Makanan khas Purworejo itu, diantaranya kue lompong, yang sudah ada sejak puluhan tahun silam dan dibuat secara turun temurun.
Kue lompong adalah  kue basah manis  yang  terbuat dari adonan  tepung beras ketan, gula kelapa, gula  pasir dengan  isi bulir kacang tanah  di dalamnya. Kue lompong menjadi menarik  karena bentuknya seperti kue mata sapi tetapi  berwarna hitam. Warna hitam pada kue ini berasal dari tanaman lompong atau lumbu atau  talas   yang dilumatkan dan dicampur ke dalam adonan kue. Di samping itu, kue ini dibungkus menggunakan klaras atau daun pisang yang sudah kering
Sentra pembuatan kue lompong ada di Kelurahan Pangenrejo dan Pangen Jurutengah dan sebagian Kledung Kradenan. Kendati di luar desa tersebut ada yang membuat, namun skalanya kecil. Pemasaran hingga luar kabupaten seperti Yogyakarta, Muntilan, Magelang. Makanan itu tidak menggunakan bahan kimia seperti pewarna dan pengawet, sehingga masih aman dikonsumsi manusia. Cara pengolahannya pun masih sederhana dan tradisional, belum tersentuh teknologi modern.
Salah satu pembuatnya, Meiske Lystya Permatasari, (28), warga Jl Tentara Pelajar no. 24, ketika ditemui di rumahnya sekaligus sebagai sebagai tempat usaha, mengungkapkan bahwa ia membuat kue lompong sejak puluhan tahun silam. Keahliannya diperoleh dari kakeknya semasa masih hidup. Kemudian dilanjutkan ibunya, Ruth Ekayanti, yang sampai sekarang juga masih memproduksi. Setelah ia berkeluarga dan menempati rumah sendiri, ia juga membuat dan memasarkan hasil usahanya.
Tiap hari ia mampu menghabiskan tepung beras ketan sekitar 15 kg. Tiap satu kg beras ketan, membutuhan kacang tanah sekitar 7 ons. Ia dibantu 6 orang pekerja. Cara membuatnya, adonan tepung beras ketas diberi garam secukupnya, kemudian diaduk hingga kalis. Dibuat bulat-bulat, dan diisi adonan pecahan kacang tanah yang dibumbui gula kelapa. Setelah itu dipipihkan. Warna hitam sebagai cirikasnya, menggunakan tanaman lompong atau talas yang dibakar.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. adeitu prast - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger