Bulan romodhon telah berlalu, bulan training hingga datang hari kemenangan dan perubahanpun kembali normal layaknya episode umur di masa lalu. Bahkan tak jarang simbol peningkatan pun juga berlalu tanpa bekas. Coba tengok periode penuh ibadah dan peningkatan aktifitas amal ternyata itupun hanya meninggalkan bekas dan kesan mendalam saja. Terlebih jika kita tidak mencermati kualitas amal kita maka segalanya hanya datar tanpa kesan.
Ada baiknya jika kita sedikit memaksa melihat potensi terbaik amal kita selanjutnya mempatenkan bahwa itulah amal terbaik yang telah kukerjakan di bulan puasa kemarin, selanjutnya selidiki mengapa kita berada dalam posisi terbaik tsb sehingga menjadi patokan dan koreksi apa yang sebaiknya dikukuhkan dan ditingkatkan. Namun ada baiknya juga jika kita sedikit menghitung kesia-sian tentang amal dan kolektifitas ibadah hingga memberi kesadaran betapa kita masih banyak lengah dan tidak bersungguh-sungguh.
Engkau tidak akan mampu menembus langit melainkan dengan kekuatan. Hal ini tentu menjadi peta atau target bagaimana seharusnya diri kita merubah mindset setidaknya setelah kita mengenal kelemahan diri maka tanpa kesungguhan tidaklah kita mampu merubahnya. Ya paradigma sukses selalu identik dengan merubah dengan kekuatan dan dimulai dari diri sendiri selanjutnya terus belajar dan bekerja dengan sepenuh hati bahwa kita harus berubah dan meningkat. Bahkan jika perlu kita harus memaksanya sekuat tenaga dan pikiran ibarat memahat di batu cadas dengan tekun dan terus menerus maka tetesan air pun sanggup menjadi bukti perubahan yang nyata. So going on and you must trust your passion.
Post a Comment